A.
Pengertian Evaluasi
Dalam buku
berjudul Supervisi Pendidikan oleh A.J. Hariwung menjelaskan definisi
evaluasi menurut beberapa tokoh, diantaranya:
1.
Ralph Tyler
Evalauasi Program adalah Proses
untuk mengetahui apakah tujuan pendidikan sudah dapat terealisasikan.
2. Cronbach
dan Stufflebeam
Evaluasi Program adalah upaya
menyediakan informasi untuk disampaikan kepada pengambilan keputusan.
3. Arikunto
Evaluasi program adalah suatu
rangkaian kegiatan yang dilakukan dengan sengaja untuk melihat keberhasilan
program
4. Kirkpatrick
Evaluasi program merupakan sebuah
untuk mengetahui apakah sebuah program dapat direalisasikan atau tidak dengan
cara mengetahui efektifitas masing-masing komponennya melalui rangkaian
informasi yang diperoleh evaluator
Evaluasi atau penilaian berarti
tindakan untuk menentukan nilai sesuatu. Dalam arti luas evaluasi adalah suatu
proses dalam merencanakan, memperoleh, dan menyediakan informasi yang sangat
diperlukan untuk membuat alternatif-alternatif keputusan.
Untuk lebih memahami apa yang
dimaksud dengan evaluasi, maka dapat dikatakan bahwa :
1.
Kegiatan evaluasi merupakan proses yang sistematis. Yang
dimaksud dengan proses sistematis ialah kegiatan yang terencana dan dilakukan
secara berkesinambungan yang dilakukan pada permulaan, selama program
berlangsung dan pada akhir program setelah program dianggap selesai.
2.
Di dalam kegiatan evaluasi diperlukan berbagai informasi
atau data yang menyangkut objek yang sedang dievaluasi. Dalam hal ini
berkaitan dengan perilaku, penampilan, hasil ulangan atau pekerjaan rumah,
nilai semester dan sebagainya.
3.
Dalam setiap kegiatan evaluasi, tidak lepas dari
tujuan-tujuan yang hendak dicapai. Hal ini karena setiap kegiatan penilaian
memerlukan suatu criteria tertentu sebagai acuan dalam menentukan batas
ketercapaian objek yang dinilai.
Berkaitan dengan bimbingan dan
konseling, maka yang dimaksud dengan evaluasi bimbingan dan konseling
adalah segala upaya, tindakan atau proses untuk menentukan derajat
kualitas kemajuan kegiatan yang berkaitan dengan pelaksanaan program
bimbingan dan konseling di sekolah dengan mengacu pada criteria atau
patokan-patokan tertentu sesuai dengan program bimbingan dan konseling
(Juntika, 2005: 57)
A.
Tujuan Evaluasi
Tujuan Evaluasi dalam buku Evaluasi
Kurikulum karangan Hamid Hasan, adalah sebagai berikut:
1.
Menyediakan informasi mengenai pelaksanan pengembangan
dan pelaksanaan kurikulum sebagai masukan bagi pengambil keputusan.
2.
Menentukan tingkat keberhasilan dan kegagalan suatu
kurikulum serta faktor-faktor yang berkontribusi dalam suatu lingkungan
tertentu.
3.
Mengembangkan berbagai alternative pemecahan masalah yang
dapat digunakan dalam upaya perbaikan kurikulum.
4.
Memahami dan menjelaskan karateristik suatu kurikulum dan
pelaksanaan suatu kurikulum.
B.
Fungsi Evaluasi
Fungsi evaluasi diantaranya adalah sebagai berikut:
a.
Penilaian berfungsi selektif
Dengan cara mengadakan penilaian guru mempunyai cara untuk mengadakan
seleksi atau penilaian terhadap siswanya. Penilaian itu sendiri mempunyai
berbagai tujuan, antara lain:
1) Untuk memilih
siswa yang dapat diterima di sekolah tertentu.
2) Untuk memilih
siswa yang dapat naik ke kelas atau tingkat berikutnya.
3) Untuk memilih
siswa yang seharusnya mendapat beasiswa.
4) Untuk memilih
siswa yang sudah berhak meniggalkan sekolah dan sebagainya.
b.
Penilaian berfungsi diagnostik
Bila alat yang digunakan dalam penilaian cukup memenuhi persyaratan, maka
dengan melihat hasilnya, guru akan mengetahui kelemahan siswa. Di samping itu,
di ketahui pula sebab-musabab kelemahan itu. Sehinggga dengan melakukan
penilaian, sebenarnya guru mengadakan diagnosis kepada siswa
tentang kebaikan dan kelemahannya. Dengan diketahuinya sebab-sebab kelemahan
ini, akan lebih mudah dicari cara untuk mengatasi.
c.
Penilaian berfungsi sebagai penempatan
Setiap siswa sejak lahir telah membawa bakat sendiri-sendiri sehingga
pelajaran akan lebih efektif apabila disesuaikan dengan pembawaan yang ada.
Akan tetapi disebabkan karena keterbatasan sarana dan tenaga, pendidikan yang
bersifat individual kadang-kadang sukar sekali dilaksanakan. Pendekatan yang
lebih bersifat melayani perbedaan kemampuan, adalah pengajaran secara kelompok.
Untuk dapat menentukan dengan pasti di kelompok mana seorang siswa harus
ditempatkan, digunakan suatu penilaian. Sekelompok siswa yang mempunyai hasil
penilaian yang sama, akan berada dalam kelompok yang sama dalam belajar.
d.
Penilaian berfungsi sebagai pengukur keberhasilan
Dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana suatu program berhasil
diterapkan. Keberhasilan program ditentukan oleh beberapa faktor yaitu faktor
guru, metode mengajar, kurikulum, sarana, dan sistem administrasi.
C.
Manfaat
Evaluasi Program
1.
Mengomunikasikan Program kepada Publik,
2.
Menyediakan informasi bagi pembuat keputusan
3.
Penyempurnaan program yang ada
4.
Meningkatkan Partisipasi
D.
Objek Evaluasi
Program
Menurut owen dasar evaluasi adalah
untuk menjawab pertanyaan apa dan mengapa. Yaitu apa objek dan subjek yang
dievaluasi dan mengapa objek itu menjadi fokus evaluasi.
Objek evaluasi dapat beRupa berupa perncanaan (planning), program, kebijakan, organisasi, produk dan individu.
Objek evaluasi dapat beRupa berupa perncanaan (planning), program, kebijakan, organisasi, produk dan individu.
Berikut kita uraikan objek evaluasi
satu persatu.
- Perencanaan/planning
: terkait dengan proposal Pengembangan organisasi atau pengembangan
program. Perencanaan suatu progam ini bisa berbentuk level mega, makro
ataupun mikro.
- Program
: Program adalah seperangkat aktivitas yagn bertujuan untuk menhasilkan
sesuatu yang telah ditentukan. Program juga terdiri dari program mega,
makro dan mikro. Program mikro misalnya mencakup unit kegiatan sains di
suatu sekolah.
- Kebijakan
: Terdapat 2 kegiatan sehubungan dengan investigasi suatu kebijakan yaitu
penelitian kebijakan dan analisis kebijakan
- Organisasi
- Produk :
Contoh evaluasi produk adalah evaluasi terhadap produk bidang pendidikan
sepeti buku, media belajar spt CD interaktif dan animasi, TV edukasi dsb.
- Individu
E.
Jenis – Jenis
Evaluasi Program
1. Jenis evaluasi berdasarkan
tujuan
dibedakan atas lima jenis evaluasi :
1) Evaluasi
diagnostik
Evaluasi
diagnostik adalah evaluasi yang di tujukan untuk menelaah
kelemahan-kelemahan siswa beserta faktor-faktor penyebabnya.
kelemahan-kelemahan siswa beserta faktor-faktor penyebabnya.
2) Evaluasi
selektif
Evaluasi
selektif adalah evaluasi yang di gunakan untuk memilih siwa yang paling tepat
sesuai dengan kriteria program kegiatan tertentu.
3) Evaluasi
penempatan
Evaluasi
penempatan adalah evaluasi yang digunakan untuk menempatkan siswa dalam program
pendidikan tertentu yang sesuai dengan karakteristik siswa.
4) Evaluasi
formatif
Evaluasi
formatif adalah evaluasi yang dilaksanakan
untuk memperbaiki dan meningkatan proses belajar dan mengajar.
5) Evaluasi
sumatif
Evaluasi
sumatif adalah evaluasi yang dilakukan untuk menentukan hasil dan kemajuan
bekajra siswa.
2.
Jenis
evaluasi berdasarkan sasaran
1) Evaluasi
konteks
Evaluasi
yang ditujukan untuk mengukur konteks program baik mengenai rasional tujuan, latar belakang program, maupun
kebutuhan-kebutuhan yang muncul dalam perencanaan
2) Evaluasi
input
Evaluasi
yang diarahkan untuk mengetahui input baik sumber daya maupun strategi yang digunakan untuk mencapai tujuan.
3) Evaluasi
proses
Evaluasi
yang di tujukan untuk melihat proses pelaksanaan, baik mengenai kalancaran
proses, kesesuaian dengan rencana, faktor pendukung dan faktor hambatan yang muncul dalam proses
pelaksanaan, dan sejenisnya.
4) Evaluasi
hasil atau produk
Evaluasi
yang diarahkan untuk melihat hasil program yang dicapai sebagai dasar untuk
menentukan keputusan akhir, diperbaiki, dimodifikasi, ditingkatkan atau
dihentikan.
5) Evaluasi
outcom atau lulusan
Evaluasi
yang diarahkan untuk melihat hasil belajar siswa lebih lanjut, yakin evaluasi
lulusan setelah terjun ke masyarakat.
3.
Jenis
evalusi berdasarkan lingkup kegiatan pembelajaran :
1) Evaluasi
program pembelajaran
Evaluasi
yang mencakup terhadap tujuan pembelajaran, isi program pembelajaran, strategi
belajar mengajar, aspe-aspek program pembelajaran yang lain.
2) Evaluasi
proses pembelajaran
Evaluasi
yang mencakup kesesuaian antara peoses pembelajaran dengan garis-garis besar
program pembelajaran yang di tetapkan, kemampuan guru dalam melaksanakan proses
pembelajaran, kemampuan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.
3) Evaluasi
hasil pembelajaran
Evaluasi
hasil belajar mencakup tingkat penguasaan siswa terhadap tujuan pembelajaran
yang ditetapkan, baik umum maupun khusus, ditinjau dalam aspek kognitif,
afektif, psikomotorik.
4.
Jenis
evaluasi berdasarkan objek dan subjek evaluasi Berdasarkan objek :
1) Evaluasi
input
Evaluasi
terhadap siswa mencakup kemampuan kepribadian, sikap, keyakinan.
2) Evaluasi
tnsformasi
Evaluasi
terhadap unsur-unsur transformasi proses
pembelajaran antara lain materi, media, metode dan lain-lain.
3) Evaluasi
output
Evaluasi
terhadap lulusan yang mengacu pada ketercapaian hasil pembelajaran.
5.
Evaluasi
Berdasarkan subjek :
1) Evaluasi
internal
Evaluasi
yang dilakukan oleh orang dalam sekolah sebagai evaluator, misalnya guru.
2) Evaluasi
eksternal
Evaluasi
yang dilakukan oleh orang luar sekolah sebagai evaluator, misalnya orangtua,
masyarakat.
A.
Prinsip –
Prinsip Evaluasi Program
Dalam evaluasi diperlukan
prinsip-prinsip sebagai petunjuk agar dalam pelaksanaan evaluasi dapat lebih
efektif. Prinsip-prinsip itu antara lain:
a.
Kepastian
dan kejelasan.
Dalam
proses evaluasi maka kepastian dan kejelasan yang akan dievaluasi menduduki
urutan pertama. Evaluasi akan dapat dilaksanakan apabila tujuan evaluasi tidak
dirumuskan dulu secara jelas da¬lam. definisi yang operational. Bila kita ingin
mengevaaluasi kemajuan belajar siswa maka pertama-tama kita identifikasi dan
kita definisikan tujuan-tujuan instruksional pengajaran dan barulah kita
kembangkan alat evaluasinya. Dengan demikian efektifitas alat evaluasi
tergantung pada deskripsi yang jelas apa yang akan kita evaluasi. Pada umumnya
alat evaluasi dalam pendidikan terutama pengajaran berupa test. Test ini
mencerminkan karakteristik aspek yang akan di¬ukur. Kalau kita akan
mengevaluasi tingkat intelegensi siswa, maka komponen-komponen intelegensi itu
harus dirumuskan dengan jelas dan kemampuan belajar yang dicapai dirumuskan
dengan tepat selanjutnya dikembangkan test sebagai alat evaluasi. Dengan
demikian keberhasilan evaluasi lebih banyak ditentukan kepada kemampuan guru
(evaluator) dalam merumuskan/mendefinisikan dengan jelas aspek-aspek individual
ke dalam proses pendidikan.
a.
Teknik
evaluasi
Teknik
evaluasi yang dipilih sesuai dengan tujuan evaluasi. Hendaklah diingat bahwa
tidak ada teknik evaluasi yang cocok untuk semua ke¬perluan dalam pendidikanl
Tiap-tiap tujuan (pendidikan) yang ingin di¬capai dikembangkan tekmk evaluasi
tersendiri yang cocok dengan tuju¬an tersebut. Kecocokan antara tujuan evaluasi
dan teknik yang diguna¬kan perlu dijadikan pertimbangan utama.
b.
Komprehensif.
Evaluasi
yang komprehensif memerlukan tehnik bervariasi. Tidak adalah teknik evaluasi
tunggal yang mampu mengukur tingkat kemampuan siswa dalam belajar, meskipun
hanya dalam satu pertemuan jam pelajar¬an. Sebab dalam kenyataannya tiap-tiap
teknik evaluasi mempunyai ke¬terbatasan-keterbatasan tersendiri. Test obyektif
misalnya akan mem¬berikan bukti obyektif tentang tingkat kemampuan siswa.
Tetapi hanya memberikan informasi sedikit dari siswa tentang apakah ia
benar-benar mengerti tentang materi tersee. but, apakah sudah dapat
mengembangkan ketrampilan berfikirnya, apakah akan dapat mengubah /
mengembang¬kan sikapnya apabila menghadapi situasi yang nyata dan sebagainya.
Lebih-lebih pada test subyektif yang penilaiannya lebih banyak tergan¬tung pada
subyektivitas evaluatornya.
Atas
dasar prinsip inilah maka seyogyanya dalam proses belajar-me¬ngajar, untuk
mengukur kemampuan belajar siswa digunakan teknik evaluasi yang bervariasi. Bob
Houston seorang ahli evaluasi di Amerika Serikat (Texas) menyarankan untuk
mendapatkan hasil yang lebih I obyektif dalam evaluasi, maka variasi teknik
tidak hanya dikembangkan dalam bentuk pengukuran kuantitas saja. Evaluasi harus
didasarkan pula data kualitatif siswa yang diperoleh dari observasi guru,
Kepala Sekolah, catatan catatan harian dan sebagainya.
a.
Kesadaran
adanya kesalahan pengukuran.
Evaluator harus menyadari
keterbatasan dan kelemahan dalam tek¬nik evaluasi yang digunakan. Atas dasar
kesadaran ini, maka dituntut untuk lebih hati-hati dalam kebijakan-kebijakan
yang diambil setelah melaksanakan evaluasi. Evaluator menyadari bahwa dalam
pengukuran yang dilaksanakan, hanya mengukur sebaglan (sampel) saja dari suatu
kompleksitas yang seharusnya diukur, lagi pula pengukuran dilakukan hanya pada
saat tertentu saja. Maka dapat terjadi salah satu aspek yang sifatnya menonjol
yang dimi liki siswa tidak termasuk dalam sampel pe¬ngukuran. Inilah yang
disebut sampling error dalam evaluasi.
b. Evaluasi adalah alat, bukan tujuan.
Evaluator menyadari sepenuhnya bahwa tiap-tiap teknik
evaluasi digunakan sesuai dengan tujuan evaluasi. Hasil evaluasi yang diperoleh
tanpa tujuan tertentu akan membuang waktu dan uang, bahkan merugi¬kan anak
didik. Maka dari itu yang perlu dirumuskan lebih dahulu ialah tujuan evaluasi,
baru dari tujuan ini dikembangkan teknik yang akan di¬gunakan dan selanjutnya
disusun test sebagai alat evaluasi. Jangan sam¬pai terbalik, sebab tanpa
diketahui tujuan evaluasi data-yang diperoleh akan sia-sia. Atas dasar
pengertian tersebut di atas maka kebijakan-kebi¬jakan pendidikan yang akan
diambil dirumuskan dulu dengan jelas sebelumnya dipilih prosedur evaluasi yang
digunakan dengan demikian.
.
DAFTAR PUSTAKA
A.J. Hariwung. 1989. Supervisi Pendidikan. Jakarta : Ditjen
Pendidikan.
Arikunto, Suharsimi. 2005. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan.
Jakarta: Bumi Aksara.
Hasan, Hamid. 2008. Evaluasi Kurikulum. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
diunduh 10 Februari 2013
0 CoMmenT:
Posting Komentar