#QieQuote

"One of the most important keys to success is having the discipline to do what you know you should do, even when you dont feel like doing it."

Sabtu, Februari 13, 2010

L.O.V.E



Denny memacu mobilnya meninggalkan rumah Arif dengan perasaan kecewa. Ternyata orang yang dianggap nya sebagai sahabat baik mengkhianatinya. Denny begitu terpukul atas kejadian itu, apalagi Nindy gadis tomboy yang menemaninya akhir – akhir ini juga terlibat dalam persekongkolan itu.  Seketika Denny teringat lagi pada Windy, gadis manis yang lembt yang diputuskannya tanpa alasan enam bulan lalu. Dengan semangat Denny mengambil ponselnya dan mencoba menghubungi windy. Namun Denny kembali merasa kecewa saat ia tahu bahwa windy tak mengenali nomor hpnya lagi. Semakin dipercepatnya laju mobil meninggalkan keramaian kota metropolitan yang masih pukul 20.00 dengan perasaan campur aduk menuju pantai yang biasa ia kunjungi bersama windy dulu.
♥♥♥
Pikirannya yang kosong membuat ia tak sadar seseorang memperhatikannya dari kejauhan semenjak ia merebahkan badan di batu karang paling besar di pantai itu.
“lo masih sering kesini ya?” seseorang bersuara dan duduk disampingnya. Namun ia tak menghiraukan suara itu karena ia tak merasa diajak bicara.
“Gw kira lo dah ngelupain tempat ini sama kayak lo ninggalin gw dulu.” Suara itu terdengar sangat datar,namun bisa membuat Denny buka suara.
 “Siapa lo? Tahu apa lo tentang gw?” serang Denny yang tak mengenali sosok gadis berambut cepak yang ada dihadapannya.
“ternyata lo emang udah ngelupain gw.” Balas gadis itu dan beranjak pergi. “WINDY!!” Denny berteriak lantang menyaingi deru ombak yang menghempas di batu karang sambil menarik lengan gadis itu.
 “Lo masih inget ya?” ujar sang gadis tetap tanpa ekspresi. Gadis itu membalikkan badan dan menatap Denny kosong. Denny yang kaget lansung sumringah dan memeluk gadis itu erat seaoalh takkan pernah melepaskannya.
“Win, gw kangen banget ama lo, gw kira lo udah g mau lagi nemuin gw, maafin gw win, maafin gw yang pernah ninggalin lo, gw sayang ama lo win, gw janji ga kan pernah ninggalin lo lagi, gw janji.”serang Denny melepaskan kerinduan yang tlah lama terpendam. Tanpa sadar Windy meneteskan air mata dipelukan Denny, namun segera ia menghapusnya, ia tak ingin Denny tahu betapa sakit dan kecewa batinnya ketika Denny meninggalkannya dihari bahagianya, dihari ulang tahunnya.
 “sorry Den, gw kesini bukan mau nginget yang lalu dan gw juga ga mau ngajak lo balikan. Gw kesini Cuma mau mastiin kalau yang gw liat itu lo, bukan orang lain. Karena gw udah tw itu beneran lo, jadi sekarang gw mesti pergi.” Ucap Windy sambil melepaskan pelukan Denny dan melangkah pergi meninggalkan tempat itu.denny hanya bias terdiam mengiringi kepergian Windy. Malam semakin larut, pantai mulai sepi, debur ombak yang menghempas membelah karang menjadi saksi bisu kegundahan hati Denny yang beranjak meninggalkan tempat kenangan tersebut.
♥♥♥
 “Weipz bro, kemana lo semalam? Kok ga keliatan di promnitenya stella?” Gun menyapa seolah tak ada masalah diiringi Arif.
            “Tau nih, gw dah nungguin lo tapi lo malah g datang, malah hp lo mati lg. ngapain sih lo?” berondong Arif.
            “Males.” Ucap Denny singkat tanpa ekspresi dan melanjutkan komik yang sedang dibacanya.
            “Simple banget, ga bias panjangan dikit tuh??” Dika buka suara
            “Gw lagi males. Puas??” Denny semakin jutek dan menaikkan volume IPODnya sehingga lagu Dear God milik Avenged SevenFold terdengar jelas oleh siapa saja yang melewati Denny.
            “Woi, kenapa si lo? Dah mulai budek? G penting banget deh volumenya sekenceng itu?” Gun mulai emosi dan merampas komik beserta IPOD Denny.
            “Kenapa si lo Den? Kalu lo ada masalah kita omongin baik – baik. Jangan cemen donk. “ Arif ambil Bagian
            “ Heh, gw lagi ga pengen bikin masalah, jadi tolong jangan ganggu gw, ngerti.” Teriak denny dihadapan wajah Arif dan pergi meninggalkan teman – temannya dengan wajah murka. Arif yang merasa dirinya terhina lansung naik pitam, dikejarnya Denny yang menjauh dengan umpatan – umpatan kasar dan berniat ingin menghajar Denny karena mempermalukannya didepan umum. Namun hal itu berhasil ditepis oleh Gun.
            “Jangan – jangan dia udah tahu rencana kita.” Gun memulai. Namun tak ada tanggapan dari Arif maupun Dika. Mereka larut dalam pikiran dan emosi masing – masing.
♥♥♥
            Sepulang sekolah Denny berencana menemui Windy di Coffe Bean, namun lebih dari tiga jam Windy tak juga menampakkan batang hidungnya. Denny tampak putus asa dan berniat untuk pulang. Namun langkahnya terhenti saat dilihatnya gadis tomboy yang tak lain adalah Nindy duduk seorang diri disudut café. Entah kenapa ada perasaan berbeda saat ia melihat gadis itu perlahan ia mulai menghampiri sosok cewek yang pernah menjadi taruhannya beberapa saat lalu.
            “Hai.” Denny menyapa. Namun Nindy hanya melihat sekilas dan melanjutkan membolak – balik daftar menu yang ada di tangannya. Persis saat pertama Denny mendekatinya dulu.
            “Boleh gw duduk disini?”  Denny mencoba memulai pembicaraan lagi. Tanpa diduga Nindy bersuara.
            “ Gw Cuma bayar satu meja sama satu kursi, jadi kalau lo mau duduk itu hak lo.” Selama satu jam mereka duduk satu meja tapi tak satupun kata yang terucap dari keduanya. Hingga Nindy melangkah untuk keluar dari coffe bean. Namun sebelum meninggalkan Denny ia teringat pesan Windy kakaknya.
            “Oh ya, windy nitip ini buat lo.” Nindy menyerahkan amplop biru yang tertutup rapi yang didepannya bertuliskan “~bRoKen_WinGs~”.
            “Ini apaan Nin?” Tapi Nindy hanya berlalu tanpa menghiraukan Denny yang berteriak memanggilnya hingga seisi café melihat mereka. Denny tak sabar untuk membuka amplop biru yang ada digenggamannya. Ternyata secarik puisi mengisi amplop itu. Windy memang suka puisi, dulu Denny sering menemani Windy ke pantai untuk membuat sebuah puisi yang nantinya akan dibacakan Windy untuknya. Tanpa terasa airmata menetes di pipi cowok playboy yang anti patah hati, apalagi menangis, menangis karena cinta.

Seuntai kata takkan cukup untuk menggambarkan hatiku,
Dalamnya laut takkan bisa melebihi  cintaku padamu,
Dan tingginya gunung takkan pernah menandingi tingginya cintaku,
Namun kau pergi Tinggalkanku tanpa sebab yang pasti,
Hati yang kini sendiri, akan selalu sendiri hingga maut menjempuku,
Meski tak ada lagi waktu untukku,
Meski takkan ada kata terucap,
Tapi kan selalu kusimpan namamu,
Meski raga tak lagi bersamaku.
Selamanya, Aku takkan berhenti untuk mencintaimu,,,

NB. VIP 13 Lantai 7

            Namun ada yang berbeda dengan kertas itu, diatasnya ada kop surat yang bertuliskan “RUMAH SAKIT HARAPAN KITA JAKARTA”. Seketika denny tersentak dan segera menuju rumah sakit, ia ingat bahwa Windy menderita kanker otak yang sudah mencapai stadium 3. Secepat mungkin ia melaju ditengah penuh sesaknya kota Jakarta. Namun jalan raya yang padat karena jam kerja telah usai membuat Denny tak bisa melaju secepat yang diinginkannya. Hingga akhirnya ia memarkir mobilnya dan berlari menuju rumah sakit harapan kita yang berjarak 4 km dari tempatnya memarkir mobil sekuat tenaga. Ia tak ingin kehilangan Windy untuk kedua kalinya.
Setelah setengah jam berlari, akhirnya ia sampai dengan keringat yang membasahi sekujur tubuhnya. Secepat mungkin ia menuju ruang dimana windy dirawat. “WINDY..!!” Denny berteriak ditengah suasana yang mencekam. Windy dalam keadaan kritis, terlihat Nindy dan Ibunya tak kuasa menahan tangis. Denny yang bermandikan keringat berjalan lunglai menuju Windy. Digenggamnya tangan Windy yang terasa dingin dan kaku sepenuh hati, namun ia tak kuasa untuk berkata apapun. Windy sempat melihat Denny dan balas menggenggam tangan Denny dengan tenaga yang masih tersisa sebelum ia mengucap dua kalimat syahadat dan menghembuskan nafasnya yang terakhir. Kontan seisi ruangan histeris. Denny hanya terdiam melihat orang yang dicintainya pergi meninggalkannya. Gun, Arif dan Dika yang berada disana hanya bisa memeluk Denny yang untuk pertama kalinya menangis di depan teman – temannya. Ia menatap Nindy dan berkata
 “Maafin gw ya Nin, gw emang cowok brengsek.” Denny memaki dirinya sendiri dengan berurai air mata.
“Ga ada yang perlu gw maafin, semua udah berlalu, yang berlalu biar berlalu, ga usah diungkit – ungkit lagi.” Nindy menyeka air matanya. Hatinya sungguh menangis, kehilangan kakak yang paling dia sayangi dan ia juga ga sanggup melihat Denny cowok playboy yang mulai dicintainya mempunyai cinta yang tulus terhadap kakanya Windy.
Namun semua adalah perjalanan hidup, kadang sedih dan kadang bahagia, Denny yang begitu terpukul merasa ini adalah hukuman baginya karena telah mempermaikan banyak cewek, terutama Windy cewek lembut yang pernah ditinggalkannya tanpa alasan. Namun ia cukup bahagia, karena disaat terakhir Windy  sempat tersenyum padanya.
♥♥♥
Semua orang punya masa lalu,
ada yang manis dan ada yang pahit.
Jika masa lalu itu manis jangan  terlalu berbesar hati.
Jika masa lalu itu pahit janganlah terlalu bersedih.
Semua hanyalah perjalanan hidup,
hidup yang seperti gelombang,
terkadang di atas kadang dibawah.
Mungkin sekarang kita sedih,
Lusa atau  suatu hari nanti kita akan bahagia.

♥♥♥

4 CoMmenT:

BhestMilla SC mengatakan...

so sweetttt...pertamaxxx..

Qiqi Alyuzra mengatakan...

hahae,,,

bhest mengatakan...

so sweet.tapi ga ad ku baca..kayanya bagus..ahahaa

Coxau mengatakan...

apaan nih??

Posting Komentar